Gatra, 6 Mei 2009

Cuplikan Gatra, edisi khusus pendidikan 2009

 

Gedung menjulang di Karawaci, Tangerang, yang menjadi kampus Universitas Pelita Harapan (UPH), seakan menyatakan: "Ini sekolah mahal." Beberapa tahun lalu, UPH pernah menjadi buah bibir karena, selain biaya masuknya selangit, semua mahasiswa barunya diberi laptop.  Gedung yang mentereng, perpustakaan yang lengkap, ruang kuliah dan seminar yang wangi, smartclass, kolam renang, fitness center, lapangan sepak bola, basket, voli, akses internet WiFi, layanan e-learning serta telelecture, semuanya ada.

 "Tapi tumpukan fasilitas itu tidak serta-merta menghasilkan pendidikan berkualitas. Yang lebih utama adalah desain kurikulum dan ketersediaan pengajar berkualitas," kata Ketua Jurusan Teknik Elektro UPH, Ihan Martoyo. Jurusan teknik elektro termasuk satu dari beberapa jurusan yang ada sejak UPH beridiri pada 1994. Sepuluh tahun kemudian, jurusan ini memperoleh akreditasi A. Kualitas pembelajaran, lanjut Martoyo, dijaga dengan ketersediaan dosen yang berkualitas dan rasio dosen-mahasiswa yang baik. "Staf dosen kami dibekali pendidikan S-2 atau S-3 dari mancanegara," ujarnya.

Semua itu tentu membutuhkan dana besar. Memang pendidikan yang baik memerlukan biaya tidak sedikit. "UPH memang telanjur dikenal sebagai universitas mahal, tapi justru tidak semahal yang dibayangkan orang. Banyak yang terkejut bahwa biaya di UPH tidak jauh terpaut dari PTS/PTN lain," katanya.